Bagi sebagian orang, bertamu adalah hal yang sepertinya
sepele dan jarang diperhatikan etika bertamu menurut ajaran islam, sebagaimana
yang diajarkan Rasulullah sallallahu alaihi wassalam.
Dalam beberapa hadits yang diriwayatkan Bukhari dan
Muslim. Ketiga adab tersebut di antaranya: Pertama, kembali pulang jika telah
tiga kali ketuk sang pemilik tak membuka pintu. Sebagaimana Sabda Rasulullah:
“Ketika aku
di majelis sahabat Anshar tiba-tiba datang, Abu Musa bagaikan orang ketakutan,
lalu berkata, ‘Aku datang ke rumah Umar dan mengetuk tiga kali, tetapi tidak
diizinkan (dibukakan) maka aku kembali (pulang). Tiba-tiba Umar memanggil aku
kembali dan bertanya, ‘Mengapa engkau kembali?’ Jawabku, ‘Aku telah mengetuk
sebanyak tiga kali, dan tidak engkau bukakan pintu, maka aku kembali, sedang
Rasulullah bersabda, ‘Jika seorang meminta izin (mengetuk pintu) sampai tiga
kali namun tak ada jawaban, hendaklah ia kembali (pulang).’ Khalifah Umar
tercengang, sebab ia belum mendengar hadits perihal adab bertamu langsung dari
Rasulullah.” (HR. Bukhari Muslim)
Mari kita simak petikan hadits tersebut, alurya adalah
Abu Musa yang hendak bertandang ke rumah Khalifah Umar. Ia telah mengetuk pintu
tiga kali, namun tak kunjung dibukakan pintu. Abu musa pun kembali, meski
mungkin kabar yang akan disampaikan Abu Musa cukup penting. Namun, karena
patuhnya Abu Musa terhadap tuntuntan Rasulullah SAW, ia pun kembali.
Kedua, Tidak menjawab “Aku” saat pemilik rumah bertanya,
“Siapa?” Seperti pada hadits Rasulullah SAW dari Jabir. Ia berkata, “Aku datang
ke rumah Nabi SAW untuk membayar hutang ayahku, maka aku mengetuk pintu. Lalu
Rasulullaah bersabda:
‘Aku, aku,’
seolah-olah Nabi SAW kurang suka dengan jawaban, “Aku,” (HR Bukhari
Muslim).
Ketiga, haramnya melihat (melongok) ke dalam rumah orang
lain. Dari Sahl bi Sa’ad As-Saidi, ia berkata, “Ada seorang mengintai dari
lubang di pintu rumah Rasulullah SAW sedang di tangan Rasulullah SAW ada sisir
besi yang beliau gunakan untuk menggaruk kepala beliau. Ketika beliau
mengetahui ada seseorang yang mengintai, beliau bersabda,:
‘Andaikan aku
mengetahui bahwa ia benar-benar telah mengintai, maka akan aku cocokkan besi
ini di kedua matanya.” (HR Bukhari Muslim).
Sungguh indah jika setiap Muslim bersedia menghormati
hak-hak sesamanya, baik hak yang bersifat individu maupun kekeluargaan.
Dengan saling menghormati, maka tiap Muslim akan merasa
dirinya ada dalam lingkup yang benar-benar islami. Sebab, Islam membawa ajaran
damai. Kedamaian yang semestinya dirasa oleh tiap insan beriman melalui sikap
saling menghormati, termasuk adab saat bertamu.
Itulah adab bertamu ala Rasulullah SAW, teladan sejati
kita. Semoga kita dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, agar
terciptalah sikap saling menghargai untuk menghindari fitnah yang mungkin akan
terjadi jika kita kurang menjaga adab bertamu, serta menjaga hak-hak sesama
manusia. Wallahul Musta’an.
Mutiara
Hadist:
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah
sallallahu alaihi wassalam bersabda: Andaikan
ada orang mengintai rumahmu tanpa izinmu, kemudian engkau melemparnya dengan
batu sehingga tercungkil matanya, maka tiada dosa atasmu.” (HR BUKHARI MUSLIM).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar